GLOBALISASI
Globalisasi
adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara
Dalam
banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah
ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Pengertian
Menurut
asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan
Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di
sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya dan agama.
Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan
orang dengan globalisasi:
Internasionalisasi:
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal
ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga
diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan
tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi:
Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun
imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah
salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan
budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di
atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status
ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa
ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
Hilir
mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan
antar manusia di seluruh dunia.
Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita
merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Pasar dan
produksi ekonomi di negara-negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan
media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen
menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah
kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia
adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan
selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Teori globalisasi
Cochrane
dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga
posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
Para
globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki
konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa
negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi
global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat
sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para
globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu
dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang
toleran dan bertanggung jawab.
Para
globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif
karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi
yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari
mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
Para
tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang
ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat
ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
Para
transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka
setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para
globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa
globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah
kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung".
Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut
negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak
sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan
globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad
yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia
mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat
itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik
melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk
berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia
menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase
selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi
Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika
Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang,
kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad,
arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase
selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor
eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang
meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan
dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan
internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa
pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya,
sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai
cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari
Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan
multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase
selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan
kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan
diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan
teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun
mulai kabur.
Reaksi masyarakat
Gerakan pro-globalisasi
Pendukung
globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa
globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat
dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan
negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya,
dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran
sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera
digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya.
Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan
mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera
digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari
Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah
satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya
larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan
ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan
meningkatkan biaya produksi barang impor
sehingga sulit menembus pasar
negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan
larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas
sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan
meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa
kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF,
mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan
dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai
hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan
dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang
negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat
kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat
konsumsinya; termasuk konsumsi
barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka --
mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi
adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan
lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi"
dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang
berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka
mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga,
dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun,
orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu,
dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,
Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.
Globalisasi perekonomian
Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut
Tanri Abeng, perwujudan nyata dari
globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi
produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih
rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang
rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena
iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja
asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.
Globalisasi
pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau
melakukan investasi (baik dalam bentuk
portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT
Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem
pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer)
bersama mitrausaha dari manca negara.
Globalisasi
tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari
tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang
biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan
bebas.
Globalisasi
jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju
telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang
sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda
pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di
kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
Globalisasi
Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat,
ketat, dan adil.
Thompson
mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah
intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional.
Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari
perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
Dampak Positif Globalisasi Ekonomi
Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan
ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan
dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh
keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan
yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan
luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang
lebih baik
Modal
dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan
sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal
dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara
maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah
satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri
yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak
dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada
industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan
luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang
untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu,
ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional
semakin meningkat.
Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi
cenderung menaikkan barang-barang impor.
Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca
pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan
aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah
satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar.
Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan
mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga
saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri,
neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang
domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek
buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila
hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya
menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja
akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi
atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan
efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara,
distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk.
Globalisasi kebudayaan
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya
dunia atau world culture) telah
terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat
ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966
).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa.
Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan,
hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
Ø Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
Ø Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan
akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
Ø Persaingan bebas dalam bidang ekonomi.
Ø Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui
perkembangan media massa.
Dampak globalisasi
Dampak Era Globalisasi pun terdapat dampak Positif dan Negatifnya bagi
kehidupan kita.
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Meski begitu ada juga cara menanggualangi/mengatasi dari dampak negatif Globalisasi
*Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Meski begitu ada juga cara menanggualangi/mengatasi dari dampak negatif Globalisasi
*Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia
#Dampak negatif globalisasi merupakan sebuah realita
yang mau tak mau harus dihadapi bila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai
bangsa yang berdaulat di dunia.
# Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.
*Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan dan Moralitaas Masyarakat
# Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.
*Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan dan Moralitaas Masyarakat
#Dampak negatif globalisasi membuat budaya antar
bangsa saling mempengaruhi. Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan
moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai keimanan dan moralitas menjadi
sangat penting. Sebab nilai-nilai keimanan dan moralitas itulah yang mampu
mengatasi dampak negatif dari globalisasi.
#Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.
#Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
*Mendorong dan Mendukung Upaya Memperjuangkan Keadilan Antar Bangsa
#Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.
#Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
*Mendorong dan Mendukung Upaya Memperjuangkan Keadilan Antar Bangsa
#Salah
satu dampak negatif globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara
dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global.
#Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya.
#Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.
*Mendorong dan Mendukung Negara Maju untuk Memberikan Dana Perbaikan Lingkungan
#Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya.
#Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.
*Mendorong dan Mendukung Negara Maju untuk Memberikan Dana Perbaikan Lingkungan
#Negara maju sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi, sebab negara maju banyak yang memiliki perusahaan transnasional. Perusahaan tersebut biasanya berdiri di berbagai negara terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
#Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh pencemaran limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-negara maju menyisihkan uang guna mendanai upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup.
#Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karna buktinya banyak sekali hutan yang dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di saerah perindustrian. Untuk memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing tersebut.
*Meningkatkan Jiwa Semangat Persatuan, Kesatuan, Serta Nasionalisme
#Adanya dampak negatif globalisasi
menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara berkembang yang belum maju dan
kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai jiwa dan semangat persatuan,
kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah dipermainkan oleh
negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan, kesatuan dan
nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
#Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan maju.
*Melestarikan Adat Istiadad dan Budaya Daerah
#Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan maju.
*Melestarikan Adat Istiadad dan Budaya Daerah
#Dampak negatif globalisasi juga membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya daerah sendiri.
#Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya kita?
#Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai”.
* Menjaga Keasrian Objek Wisata Dalam negeri
#Salah satu ciri-ciri dampak negatif globalisasi adalah perjalanan dan
perlancongan antarbangsa yang semakin meningkat. Indonesia sebagai begara yang
kaya akan objek-objek wisata yang indah hendaknya memanfaatkannya dengan
seoptimal mungkin. Salah satu usaha adalah menjaga keasrian objek wisata
tersebut.
#Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek wisata di daerah masing-masing misal wisata garut dan taman matahari di bogor.
#Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu karang, dan sebagainya.
#Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek wisata di daerah masing-masing misal wisata garut dan taman matahari di bogor.
#Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu karang, dan sebagainya.
Tahapan
proses terjadinya globalisasi antara lain :
- Diri sendiri
- Keluarga
- Masyarakat, diantaranya RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Kabupaten, Provinsi, Pulau, Negara tersebut, dan Antar negara .
- Sehingga mendunia .
Sebab -
sebab terjadinya Globalisasi, diantaranya :
- Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan .
- kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi .
- Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih .
- Perkembangan HAM .
- Adanya informasi - informasi baru .
Alasan Globalisasi tidak bisa di
hindari .
Globalisasi tidak bisa di hindari karena hidup itu
terus berkembang tidak mungkin diam saja, dan pasti menghasilkan suatu pengaruh
/ perubahan . Mau tidak mau Globalisasi pun akan terus berkembang mengikuti
Zaman tersebut .
Proses Globalisasi
Pada penghujung abad ke-20, umat manusia dihadapkan
pada gejala baru, yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses yang panjang
dalam sejarah dan telah mengalami enam tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Embrional (tahun 1500-1800)
Pada bulan September 1522, Sevilla telah berada di Spanyol, setelah
melakukan pelayaran yang mengelilingi bumi untuk pertama kalinya. Ia memberikan
bukti secara eksklisif bahwa bumi ini bulat dengan rute-rute lautan untuk
mempermudah pelayaran keliling.
b. Tahap Pertumbuhan (1810-1870)
Setelah tahun 1700-an, Eropa Barat telah keuntungan yang tidak merata dan
kaum pedeaan yang miskin memperoleh hasil yang sangat kecil.
c. Tahap Take Off (1870-1920)
Selama tahun 1870-an, beberapa kawasan dunia boleh dikatakan mempunyai
kedudukan yang sebanding dalam gambaran ekonomi dunia. Cina, India, dan Ottoman
Empire memainkan peranan ekonomi penting bersama Eropa Timur.
d. Tahap Perjuangan Hegemoin (1920-1960)
Dampak dari Perang Dunia I dan depresi besar setelah itu serta digabungkan
dengan gelombang nasionalisme yang mulai marak di Negara-negara dunia ketiga,
mulai menggerogoti Eropa. Akibatnya, kepemimpinan ekonomi global beralih ke
tangan Amerika Serikat yang mulai mendominasi ekonomi global setelah Perang
Dunia ke II.
e. Tahap Ketidakpastian (1960-1990)
Pada masa sejak periode Perang Dunia ke II berakhir hingga tahun 1970-an,
ekonomi dunia didominasi oleh Amerika Serikat.
f. Tahap Kebudayaan Global
(setelah 1990)
Globalisasi merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas
(mendunia) sehingga pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti
di bidang politik, ekonomi, social, dan budaya.
Jadi, proses globalisasi ekonomi merupakan perubahan
perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural yang berlangsung
terus mengikuti perubahan teknologi dan peningkatan perubahan pola kebutuhan
masyarakat dunia yang semakin cepat.
Ciri-Ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
a. Perubahan dalam konstelasi ruang dan
waktu.
b. Pasar dan produksi eknomi di negara-negara
yang berbeda menjadi saling bergatung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasioanal.
c. Peningkatan interaksi cultural
melalui perkembangan media masa (terutam televise, film, musik dan transmisi
berita dan olah raga internasional).
d. Meningkatnya masalah bersama.
Tanda-tanda munculnya globalisasi adalah sebagai berikut:
1) Menguatnya Ruang Pribadi (Personal Space).
2) Sebagai era kompetisi.
3) Tingginya intensitas hubungan antar
budaya, norma social, kepentingan dan ideology antarbangsa.
Aspek Globalisasi
Globalisasi adalah suatu perkembangan yang tidak bias
dielakkan maupun dicegah. Kemajuan-kemajuan dibidang teknologi komunikasi yang
menghasilkan media masa yang canggih mempermudah terjadinya globalisasi.
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan
diri agar dapat memenangkan arus globalisasi ini. Tujuannya untuk mendapatkan
segi-segi positif dari globalisasi dan mampu menghindarkan diri dari aspek
negative globalisasi.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai
berikut:
a. Pembangunan kualitas manusia
Indonesia melalui pendidikan
b. Pemberian keterampilan hidup (life skill)
agar mampu menciptakan kreativitas dan kemandirian
c. Usaha menumbuhkan budaya dan sikap
hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis dan terbuka.
d.
Usaha
selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional
e.
Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
Dampak Globalisasi
Pada satu sisi globalisasi telah menciptakan beberapa
peluang yang dapat menguntungkan kehidupan manusia, yaitu suasana kehidupan
manusia menjadi makin mudah, nyaman, praktis, berkualitas serta bekerja makin
cepat dan efisien. Pada sisi lain, globalisasi dapat menimbulkan tantangan bagi
seseorang. Orang secara individu atau masyarakat dan lembaga menjadi sulit,
makin menderita, makin terpinggir, dan makin mempunyai masalah yang kompleks.
Menurut Burhanuddin Darus dalam buku “Ilmu Sosial
Dasar” karya Abu Ahmadi (1991), konfigurasi (wujud) globalisasi meliputi
beberapa bidang diantaranya teknologi, hokum, ekonomi politik, ilmu pengetahuan
dan teknologi budaya, agama. Adapun
dampak globalisasi yaitu:
1. Dampak Globalisasi di Bidang Hukum
Globalisasi telah menghilangkan batas-batas dan ada lagi Negara yang
mengklaim bahwa ia menganut suatu system hokum secara absolute. Telah terjadi
proses saling mempengaruhi antar system hukum. Kecenderungan perubahan dibidang
hukum yang dipengaruhi oleh globalisasi adalah diratifikasinya beberapa
perangkat konvensi hokum internasional menjadi hokum nasional Indonesia. Hal
ini membawa konsekensi membuka pintu terhadap pengawasan internasional dan
menginternasionalkan masalah nasional (dalam negeri).
2. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran
dengan blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit membawa
perubahan masing-masing sehinga muncul multiculturalisme. Efek globalisasi terhadap budaya nampak
antara lain pada budaya konsumsi. Coca Cola dan McDonal’s atau makanan siap
saji lainnya yang diiklankan melalui televisi diberbagai belahan dunia
dikonsumsi dan dinikmati oleh penduduk di berbagai belahan dunia. Hal ini
mempengaruhi budaya konsumsi di kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia.
3. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, arang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi
terjadi, batas-batas suatu negar akan menjadi kabur dan keterkaitan antara
ekonomi nasional dengan perekonomian internasioal akan semakin erat. Munculnya
globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi
dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional dan regional.
4. Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional,
kedaulatan Negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah
pembatasan antar Negara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian/ traktat
internasional.
5. Dampak Globalisasi di Bidang Agama dan
Kepercayaan
Proses globalisasi yang imanen dan berdimensi global dapat menyentuh
tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma, nilai, dan makna yang memberikan
dasar etika bagi kehidupan masyarakat. Namun demikian, akibat perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi dapat pula menyebabkan tejadinya pergeseran
nilai, budaya, dan agama. Pengaruh negative yang mungkin terjadi dapat membuat
orang mencari alternatif spiritual lain untk pemaknaan makna hidupnya.
6. Dampak Globalisasi di Bidang Informasi dan
Komunikasi
Proses komunikasi melalui media masa, seperti radio, televisi, surat kabar,
dan film yang didukung dengan teknologi canggih dapat mengatasi jarak antara
penyampai pesan dan penerima pesan. Fenomena tersebuat menunjukkan bahwa teknologi
komunikasi melalui media masa terutama televisi dan surat kabar di era
globalisasi mampu mempengaruhi pola piker individu dan masyarakat.
Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Negara Indonesia telah mempunyai landasan atau pedoman
yang tangguh dan baik, yaitu Pancasila. Berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
bangsa Indonesia haruslah mampu menyaring nilai-nilai budaya luar sehingga
dapat mewujudkan kehidupan yang maju, tertib, tetram, adil, makmur tanpa
mengurangi atau menghilangkan kepribadian Indonesia.
Perspektif global adalah cara pandang dan wawasan
untuk melihat bahwa dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi dan
produk-produk global, sehingga semua bangsa mempunyai ketergantungan.
Ketergantungan tersebut meliputi bidang politik, ekonomi, social budaya,
pertahanan dan keamanan.
Globalisasi member dampak negatif dan positif terhadap
persoalan yang serius akibat perdagangan bebas yang dirasakan oleh
Negara-negara berkembang, terutama Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Dampak Positif Globalisasi Bidang Ekonomi
1) Produksi global dapat ditingkatkan
2) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam
satu Negara
3) Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
4) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik
5) Menyediakan dana tambahan untuk
pembangunan ekonomi
b. Dampak Negatif Globalisasi Bidang Ekonomi
1) Menghambat pertumbuhan sector industry
2) Memprburuk neraca pembayaran
3) Sector keuangan semakin tidak stabil
4) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi
jangka panjang
Peranan Negara dalam Globalisasi
Negara
Indonesia memiliki peran pada era globalisasi sekarang ini. Hal ini terlihat
dari ikut sertanya negara Indonesia dalam melakukan kerja sama internasional
dengan negara-negara lain. Kehidupan negara seperti halnya kehidupan manusia,
selalu membutuhkan bantuan orang lain. Mengapa demikian? Karena baik negara
maupun manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Semakin berkembangnya
perekonomian suatu negara, semakin banyak pula kebutuhan masyarakatnya.
Adakalanya setiap barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tidak dapat
dipenuhi atau diproduksi sendiri oleh negara tersebut. Oleh sebab itu, hubungan
kerja sama ekonomi antarnegara sangatlah penting.
Menyikapi Adanya Pengaruh Globalisasi
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita harus
dapat menerima munculnya globalisasi sebagai suatu kenyataan. Sebagai bagian
dari bangsa Indonesia, hendaknya kita bersikap selektif terhadap arus
globalisasi dengan mengambil usur-unsur yang baik dan membuang unsur-unsur yang
tidak baik. Globalisasi merupakan tantangan yang harus diantisipasi melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Disusun
Oleh :
1. Tommy Haripin Susanto



Tidak ada komentar:
Posting Komentar